Kamis, 29 Mei 2014

FONEM,MORFEM,KATA dan FRASA



1.    Fonem
            Fonem adalah suatu bunyi terkecil yang dapat membedakan makna. Yang membedakan arti kata jahat dan  jahit adalah bunyi /a/ yang dilambangkan dengan huruf a dan bunyi /i/ yang dilambangkan denagan huruf i. Bunyi a disebut fonem /a/ dan fonem /i/. Fonem /a/ dan /i/ merupakan contoh satuan bunyi terkecil karena tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan bunyi yang lebih kecil yang dapat membedakan makna.
            Fonem dan huruf merupakan dua hal yang berbeda. Fonem adalah bunyi dari huruf (untuk didengar), sedangkan huruf adalah lambang dari fonem (untuk dilihat). Huruf abjad bahasa indonesia ada 26 fonem (bunyi huruf). Akan tetapi, jumlah fonem bahasa indonesia ternyata lebih banyak dari huruf karena beberapa huruf mempunyai lebih dari satu fonem. Fonem huruf e ada tiga, fonem huruf o dan k masing- masing ada dua. [1]
Adapun variasi fonem dari ketiga huruf tersebut yaitu:
·         Variasi fonem huruf e
            (i)  Makanan favoritku adalah sate
(ii) Ani suka bumbu rujak yang pedas
(iii) Makan nasi panas dicampur sambal, enak rasanya
·         Variasi fonem huruf o
(i)                 Selain bersekolah, ia juga aktif dalam organisasi sosial
(ii)               Pedagang burung beo itu sedang makan soto
·         Variasi fonem huruf k
(i)                 Dahulu pak Hadi perokok berat
(ii)               Beliau dapat menghabiskan tiga pak rokok dalam sehari
Ukuran untuk menentukan satu bunyi merupakan fonem atau bukan adalah dapat atau tidak bunyi itu membedakan makna. Misalnya:
§  Apel = Nama buah
§  Apel = Wajib mengikuti upacara, melapor
§  Seret = Tersendat- sendat, tidak lancar
§  Seret = menarik suatu benda menyusur tanah/ lantai
Dari sini terbukti bahwa yang membedakan dua kata dari segi maknanya bukanlah huruf, melainkan bunyi dari huruf (fonem).
Misalnya:
/c/cari- /j/ari- /l/ari- /m/ari- /t/ari
Se/k/am- se/l/am- se/n/am- se/r/am
Hal ini yang menyebabkan jumlah fonem lebih banyak dari huruf  ada gabungan dua huruf menghasilkan satu fonem. Fonem yang dimaksud dan huruf pembentukannya adalah:
1.      Fonem /kh/ merupakan gabungan huruf k dan huruf h
2.      Fonem /ng/ merupakan gabungan huruf n dan huruf g
3.      Fonem /ny/ merupakan gabungan huruf n dan huruf y
4.      Fonem /sy/ merupakan gabungan huruf s dan huruf y
Sama halnya dengan fonem yang lain, keempat fonem ini merupakan bunyi terkecil serta dapat membedakan makna. Contoh kehadiran fonem /kh/, /ng/, /ng/, /ny/, dan /sy/ sebgai bunyi terkecil dan pembeda makna tampak dalam kata- kata seperti di bahaw ini:
§  /s/amar- /kh/amar
§  /k/eras- keran/ng/
§  Ke/s/al- ke/ny/al
§  /k/arat- /sy/arat

2.      Morfem
            Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai makna. Morfem dapat berupa imbuhan (misalnya –an, me-, me-kan), klitika/partikel (misalnya -lah, -kah), dan kata dasar (misalnya bawa, makan).
Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat dilakukan dengan menggabungkan morfem dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan menghasilkan makna baru, unsur yang digabungkan dengan dasar itu adalah morfem.
Contoh:
Makan + -an = makanan
Me- + makan = memakan
Jika ditinjau dari segi bentuknya, semua kata dasar tergolong sebagai morfem karena wujud bentuknya memang hanya satu morfem. Kata dasar bawa, rumah, main, tidak dapat diurai lagi menjadi bentuk yang lebih kecil. Sebaliknya, kata terbawa, dirumahkan, dipermainkan, adalah kata- kata kompleks yang dapat diurai lagi karena morfemnya lebih dari satu.
Yang disebut partikel adalah unsur-unsur kecil dalam bahasa. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1998:342), partikel -kah, -lah, -tah diakui sebagai Klitika. Klitika tidak sama dengan imbuhan.[2]

Menurut bentuk dan makananya, morfem ada dua macam yaitu:
1.      Morfem Bebas, yaitu morfem yang dapat terdiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.
2.      Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri dari satu makna. Maknanya baru jelas setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, kombinasi awalan, dan akhiran, partikel –ku, -lah, -kah dan bentuk- bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri termasuk morfem terikat.

3.      Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata- kata yang dibentuk dengan menggabungkan huruf atau menggabungkan morfem, akan kita akui sebagai kata bila bentukan itu mempunyai makna. Misalnya kata sepeda, ambil, dingin, kuliah. Keempat kata yang diamabil secara acak itu kita akui sebagai kata karena setiap kata mempunyai makna. Kita akan meragukan, bahkan memastiakan bahwa adepes, libma, ningid, hailuk, bukan kata bahasa indonesia karena tidak mempunyai makna.
a.       Bentuk Kata
Dari segi bentuknya kata dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
1.        Kata yang bermorfem tunggal
Kata yang bermorfem tunggal ini disebut juga kata dasar atau kata yang tidak berimbuhan. Kata dasar pada umumnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi kata turunan atau kata imbuhan.perubahan kata dasar menjadi kata turunan selain mengubah bentuk, juga mengubah makna. Selanjutnya, perubahan makna mengakibatkan perubahan jenis atau kelas kata.
2.        Kata yang bermorfem banyak
Yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.


a.       Jenis Kata
Secara tradisional pembagian kelas/jenis kata di dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia termasuk bahasa indonesia umumnya terdiri atas sepuluh, yaitu:
1.         Kata benda (nomina)
2.         Kata Kerja (verba)
3.         Kata Sifat (ajektiva)
4.         Kata ganti (pronomina)
5.         Kata Keterangan (adverbia)
6.         Kata Bilangan (numeralia)
7.         Kata Sambung (konjungsi)
8.         Kata Sandang (artikula)
9.         Kata Seru (interjeksi)
10.     Kata Depan (preposisi)
Pembagaian kata atas sepuluh jenis yang dilakukan oleh para ahli bahasa tentulah didasari pertimbangan yang matang dan didukung oleh alasan yang kuat.
Dalam bahasa indonesia, nama jenis kata- kata itu pun sudah dikenal luas. Harus diakui bahwa pembagian jenis kata yang dipopulerkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan diikuti oleh sejumlah penulis tata bahasa indonesia, cukup berpengaruh dan cukup lama mendominasi bidang morfologi bahasa indonesia.                      
Indonesia yang paling mutakhir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI edisi perdana 1988).
Didalam buku itu, Hasan alwi dkk. mengelompokkan kata ke dalam lima jenis, yaitu:
1.      Verba (kata kerja)
2.      Ajektiva (kata sifat)
3.      Adverbia (kata keterangan)
4.      Rumpun kata benda, yang beranggotakan:
(i)                 Nomina (kata benda/kata nama)
(ii)               Pronomina (kata ganti)
(iii)             Numerialia (kata bilangan)
5.      Rumpun kata tugas, yang beranggotakan:
(i)                 Preposisi (kata depan)
(ii)               Konjungtor (kata sambung)
(iii)             Interjeksi (kata seru)
(iv)             Artikel (kata sandang)
(v)               Partikel penegas

1)      Kata Kerja
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat atau kualitas. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Berdasarkan defenisi itu verba dapat dipilih menjadi dua kelompok yaitu:
1.        Verba yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Verba ini merupakan jawaban atas pertanyaan “ Apa yang dilakukan oleh subjek?”
Contoh:
Mandi                               Membelikan
Membaca                         Memukuli
Mencuri                            Memberhentikan

2.        Verba yang menyatakan proses atau keadaan yang bukan sifat. Verba ini merupakan jawanban atas pertanyaan “Apa yang terjadi pada subjek?”
Contoh:
Jatuh                                kebanjiran
Mengering                        terbakar
Mengecil                           terdampar
Seluruh verba dalam contoh ini dapat menjadi predikat sebuah kalimat, yaitu hal yang menyatakan perbuatan atau keadaan subjek.
Selain cara di atas, verba dapat dikenali dengan memakai cara berikut ini:
·         Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata- kata yang menyatakan kesangatan: agak, paling, sangat. Tidak ada bentuk seperti *agak mandi,*paling membaca.
·         Sebagian besar verba dapat didampingi oleh pewatas yang mengandung aspek waktu, yaitu kata akan, sedang dan telah; misalnya akan mendekat, sedang memukuli, telah jatuh.
·         Dapat membentuk kombinasi KK + dengan + KB (kata benda) /KS (kata sifat)
Tuli s + dengan pena (KB)             menulis + dengan cepat (KS)
Pergi + dengan adik (KB               melihat + dengan jelas (KS)
Dalam proses itu terbukti kombinasi antara kata- kata yang ditengarai sebagai kata kerja KK dengan KB dan KS dapat menghasilkan makna yang jelas dan logis.
Dari tampilan seluruh contoh ini tampak bentuk kata kerja ada dua macam:
1.      Kata kerja asal (bentuk dasar)
Yaitu kata kerja yang dapat berdiri sendiri dalam kalimat tanpa bantuan afiks; misalnya tulis,pergi, bicara, lihat.
2.      Kata kerja turunan
Yaitu kata kerja yang mempunyai afiksi; misalnya menulis, berpergian, berbicara,melihat.



bentuk kata kerja atau verba turunan yang lain,diantaranya:
a)      Verba reduplikasi atau verba berulang dengan atau tanpa pengimbuhan.
Misalnya: makan- makan, bentuk- bentuk, berlari- lari.
b)      Verba majemuk, yaitu verba yang berbentuk melalui proses penggabungan kata yang tidak membentuk idiom.
Misalnya: terjun payung, tatap muka, mengambing- hitamkan
c)      Verba berpreposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu.
Misalnya: tahu akan, berdiskusi tentang, cinta pada

1)      Kata Sifat
         Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang berfungsi sebagai atribut bagi nomina (orang, binatang, atau benda lainnya). Atribut berarti tanda atau ciri. Untuk mengenali suatu benda dan untuk membedakannya dengan benda lain, kita harus memeriksa ciri, sifat, keadaan, atau identitas benda- benda itu, misalnya kecil, pudar, merah. Kata- kata itulah antara lain yang merupakan contoh kata sifat. Dalam pembentukan kalimat, kata sifat dapat berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelasan subjek yang berupa nomina.
Berdasarkan perilaku semestinya anjektiva harus dibedakan atas dua tipe pokok yaitu:
1.      Ajektiva bertaraf, yaitu ajektiva yang dapat menyatakan berbagai tingkat kualitas dan berbagai tingkat perbandingan.
2.      Ajektiva tak bertaraf, yaitu ajektiva yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan (TBBI, 2003: 172).
Dalam ajektiva tak bertaraf tidak dapat digabung dengan semua adverbia yang di pakai oleh ajektiva bertaraf. Ajektiva ini hanya dapat berkombinasi dengan kata ingakar tidak.
Untuk mengetes suatu ajektiva termasuk bertaraf atau tidak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Dapat diberi keterangan pembanding dengan bantuan adverbia seperti agak, lebih, paling. Misalnya:agak besar, lebih baik, paling pandai.
2.      Dapat diberi keterangan penguat, juga dengan bantuan adverbia seperti amat, sekali, terlalu. Misalnya: amat luas, mahal sekali, terlalu sulit.
3.      Dapat diingkari dengan kata tidak. Misalnya: tidak benar, tidak puas.



Ajektiva bertaraf dapat dipilih menjadi tujuh macam yaitu:
1.      ajektiva keadaan/ sifat, misalnya aman, kacau, tenang, gawat
2.      ajektiva warna, misalnya ungu, hujau, biru, merah
3.      ajektiva ukuran, misalnya berat, ringan, tinggi, besar
4.      ajektiva jarak, misalnya jauh, dekat, rapat, renggang
5.      ajektiva perasaan/ sikap, misalnya malu, sedih, heran, sedang
6.      ajektiva waktu, misalnya cepat, lambat, singkat, sering
7.      ajektiva cerapan/ indera, misalnya harum, manis, terang, jelas
Dari segi bentuknya kata sifat dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
a.       kata sifat berbentuk tunggal
kata sifat berbentuk tunggal pastilah berupa kata dasar, dan karena itu juga pasti terdiri atas satu morfem.
b.      kata sifat berimbuhan
kata sifat berimbuhan sebagian besar dibentuk dengan bantuan sufiks yang diserap dari bahasa inggris dan bahasa arab yang menjadi produktif dalam bahasa indonesia, yaitu sufiks –al, -i, -if, -ik, -is, -er, dan –wi. Selain akhiran tersebut, ada dua kombinasi afiks yang turut membentuk kata sifat, yaitu konfiks ke- +an dengan dasar ajektiva berbentuk tunggal dan ajektiva berbentuk ulang, dan se- + -nya dengan dasar ajektiv bentuk ulang.
b.      kata sifat bentuk ulang
kata sifat bentuk ulang terdiri atas tiga tipe berikut ini:
§  perulangan murni: kecil- kecil, merah- merah, panjang- panjang
§  perulangan sebagian: besar- besaran, kecil- kecilan, rumah- rumahan
§  perulangan dengan salin bunyi: compang- camping, hiruk- pikuk, kocar- kacir

2)      Kata Keterangan (adverbia)
Kata ketarangan atau adverbia adalah kata yang menerangkan verba, ajaktiva, nomina, adverbia lain, frasa preprosisional, dan juga seluruh kaliamat.
Contoh adverbia:
·         Rina sangat mencintai suaminya.
(adverbia sangat menerangkan verba mencintai)
·         Kakekku selalu sedih mendengar lagu itu.
(adverbia selalu menerangkan ajektiva sedih)
Dari segi bentuknya adverbia dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
1.      Adverbia tunggal
Adverbia tunggal ini dapat dirinci lagi berupa kat dasar, kata barakfiks, dan kata ulang.
2.      Adverbia gabungan

Berdasarkan prilaku semestinya adverbia dapat mengungkapkan delapan jenis arti. Inilah nama kelompok adverbia:
1.      Adverbia kualitatif: kurang, lebih, paling, sangat
2.      Adverrbia kuantitatif: banyak, cukup, sedikit
3.      Adverbia limitatif: hanya, saja, sekedar
4.      Adverbia frekuentatif: jarang, kadang- kadang, sering
5.      Adverbia kewaktuan: baru,segera
6.      Adverbia kecaraan: diam- diam, pelan- pelan, secepatnya
7.      Adverbia kontrastif: bahkan, justru, malahan
8.      Adverbia keniscayaan: niscaya, pasti, tentu

1)      Rumpun Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau Nomina adalah kata yangmengacu kepada sesuatu benda baik konkret maupun abstrak.kalau di cermati lebih lanjut,tidak lain dari nama benda yang di acunya. Ambillah sebagai contoh benda yang kita lihat  sehari- hari, misalnya benda konkret, buku, kunci, kendaraan, pohon, nasi, rumah, dan benda abstrak yang kita rasakan. Misalnya, agama, kehendak, peraturan, pikiran, nafsu, maka kita akan mengakui semua itu  akan mengakui  semua itu adalah nama suatu benda atau sesuatu hal. Oleh karena itu, kata benda disebut juga dengan istilah kata nama (Nomina). Kata benda sangat perlu di kenali karna akan berfungsi sebagai subjek,objekataau pelengkap dalam kalimat.
Selain ciri tersebut,masi ada 2 ciri umum nomina.
(1)   Nomina tidak boleh diingkarkan dengan kata tidak.kata pengingkar nomina adalah bukan.bentuk ingkar kalimat paman saya wartawan adalah paman saya bukan wartawan.tidak boleh*paman saya tidak wartawan karena wartawan adalah nomina.
(2)   Nomina/kata benda (KB)dapat berkombinasi dengan ajektiva/kata sifat(KS),baik di antarai oleh yang(sangat)maupun tidak .artinya,kontruksi KB +KS dan KB + yang (ingat) + KS akan menghasilkan makna yang jelas dan logis.kata pohon.buku,orang,pengetahuan,pancar dan fikiran tergolong kata benda karena dapat “masuk” kedalam dua kontruksi kombinasi itu.
KB + KS                                KB + yang (sanga) + KS
Buku   mahal                          buku yang (sangat) mahal
Pohon rindang                       pohon yang (sangat) rindang
Orangbaik                              orang yang (sangat) baik
            Selain menguji dengan alat ukur tersebut,untuk mengenali kata benda berimbuhan,tabel  dibawah ini dapat di jadikan pedoman.       


Selain kata benda yang memang nyata nyata merupakan nama dari suatu benda, ada dua jenis lagi kata benda yang mengacu kepada benda, yaitu kata ganti (pronomina) dan kata bilangan (numeralia). Bukti bahwa kedua jenis kata itu mengacu pada benda terlihat dari batasnya: pronomina adalah kata yang di pakai untuk mengacu pada nomina lain (TBBI, 2003 : 249 ), numeralia  adalah kata yang di pakai untuk menghitung banyak nya maujud ( orang, binatang, atau barang ), dan konsep (TBBI, 2003 : 249 ).
            Berdasarkan uraian di atas sangat tepat jika para pakar penyusun buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia menetapkan nomina, Pronomina dan numeralia kedalam satu bab karena sesungguhnya arti ketiga jenis kata itu merujuk pada benda. Karena itu sangatlah beralasan membentuk rumpun kata benda yang beranggotakan :
(1)   Kata benda (nomina)
(2)   Kata ganti (pronomina)
(3)   Kata bilangan (numeralia)
Salah satu alasan penyebab pronomina di masukan ke dalam rumpun kata benda adalah batasan pronomina persona yang berbunyi : pronomina di pakai untuk mengacu kepada orang.
Di samping pronomina persona, ada pronomina penanya (apa, siapa, mana, kapan, dsb )yang di pakai untuk menanyakan benda (orang atau barang ). Selain itu ada juga pronomina penyapa Bu, Pak, Dok, Prof, serta pronomina penunjuk umum ini, itu, anu, yang juga mengacu kepadabenda.
Hal yang sama juga tampak jika kita memperhatikan eksistensi kata bilangan (numeralia). Seperti yang di kutip di atas,batasan numeralia menyuratkan fungsi numeralia untuk menghitung benda.perhatikan contoh numeralia ini. Contoh:
          Tiga                               satu-satu        
          Tiga bersaudara          setengah
          Berlima                         dua lusin
          Puluhan                                    dua setengah
          Berjuta-juta                  para (misalnya dosen, mahasiswa)
1) Rumpun Kata Tugas (Partikel)
            Kata tagas bukanlah nama satu jenis kata,melainkan kumpulan kata dan partikel. Kumpulan ini lebih tepat di namakan rumpun kata tugas. Anggota rumpun kata tugas ada lima, yaitu
(1)   Kata depan (prepisisi)
(2)   Kata sambung (konjugasi)
(3)   Kata seru (interjeksi)
(4)   Kata sandang (artikula)
(5)   Partikel penegas
          Berbeda dengan empat jenis kata utama (kata kerja, kata sifat, kata benda, dan kata keterangan ), seluruh kata tugas tidak memiliki arti lrksikal, yaitu arti kata secara lekas tanpa kaitan dengan kata lain (misalnya makanan berarti memasukkan sesuatu kedalam mulut,di kunyah lalu di telan ). Kata agar,dari, ke, yang, si, tadak mempunyai arti leksikal seperti hal nya kata makan tadi.arti kata tugas barulah jelas setelah dikaitkan dengan kata lain: misalnya agar lulus ujian, dari kebun, ke kampus, yang sebelah kiri, si terhukum.
          Selain tidak mempunyai arti leksikal,sebagian kata tugas tidak dapat berubah dari dasar menjadi turunan. Jika dari verba pulang dapat di turukan bentuk berpulang, memulangkan, kepulangan, dari kata depan di, kata sambung yang, dan kata seru wah, tidak dapat di bentuk kata turunan. Hanya sebagian kecil saja kata tugas yang mempunyai bentuk turunan seperti sebab, sampai, oleh, aduh, yang dapat antara lain mebjadi di sebabkan, penyampaian, memperoleh mengaduh.
          Kata tugas dipakai untuk berbagai tujuan. Peranannya ada sudah tergambar pada namanya : kata sambung di pakai  untuk menyambung bagaimana bagian kalimat, kata sambung di pakai untuk menyambung kalimat,kata seru di pakai untuk membuat kalamat seru.
a)      Kata Depan (preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata, kerja, kata sifat, atau kata keterangan. Letak preposisi selalu di depan nomina, ajektifa, ferba, dan adferbia(karena itulah preposisi di sebut juga kata depan). Penggabungan preposisi dengan salahsatu dari ke empat kata itu selalu membentuk prasa preposisional. Ini terjadi, karena preposisi tidak mempunyai makna leksikal. Agar tercupta makna baru, preposisi harus si gabung dengan kata lain lalu terentuklah prasa preposisional yang berkotruksi preposisi + salah satu dari nomina, ferba, akjektifa, atau adferbia. Inti prasa preposisional tentulah preposisi.                                                                    
Kita ambil sebagai contoh frsa preposisional yang berkontruksi preposisi + nomina minsalnya di makasar .kedua kata itu membentuk kesatuan arti bertempat di kota makasar.disini sudah terlihatunsur penting yang tidak boleh di ganti dalam frasa di makasar  di makasar adalah preposisi di  karena mempunyai peranan sebagai preposisi petunjuk lokasi.adapun makasar sebagai nama lokasi,seandainya di gantidengan nomina lain,minsalnya:bali ,suatu restoran,rumah sakit, atau terminal bus ,tetapi dapat terbentuk prasa preposisonal di Bali,di suatu restoran,di rumah sakit,dan terminal bus .dengan di sebagai inti prasa.
Sama halnya dengan contoh di atas adalah frasa preposisional yang berkontruksi preposisi +ajektiva.salah satu contoh frasa minsalnya secara gambalang.untuk membebtuk frasa preposisional yang baru,ajektiva gamblang dapat di ganti minsalnya menjadi diam-diam ,terbuka,dan luas sehingga terbentuk frasa preposisional secara diam-diam ,secara terbuka,dan secara luas, dengan preposisi secara sebagai inti frasa.
Cara yang sama dapat di lakukan terhadap farsa preposisional yang berkontraksi preposisi +adverbia.salah  satu contoh frasa ini adalah dengan segera .untuk frasa preposisional yang baru, adverbia segera bisa di ganti dengan minsalnya menjadi sangat, sesungguhnyan ,dan tiba-tiba sehingga terbentuklah frasa preposisional dengan sangat, dengan sungguh-sungguhnya,  dan dengan tiba-tiba. Di sini preposisi dengan merupakan isi dari prasa.
Jika dibandingkan kombinasi preposisi dengan tiga jenis kata lain , kombinasi preposisi dengan  verba jumlahnya lebih sedikit. Cocntoh frasa preposisional yang berkontraksi preposisi+verba antara lain akan mandi,akan pergi,bulat/ untuk                hidup ,bulat/ untuk makan ,sampai rebah, sampai mati,waktu belajar, wakt tidur.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam: yaitu preposisi tunggal dan preposisimajemuk. Preposisi tunggal dapat berupa kata dasar, minsalnya akan, dari, dan dapat pula berpa kata turunan/kata berafiks, minsalnyabagaikan, mengenai, seluruh.preposisi majemuk ada yang  berdampingan, minsalnya, berada dengan, bertolak dari, sampai dengan;dan ada pula yamg berkontraksi dengan

Dalam contoh berikut kembali terlihat preposisi selalu berada di depan nomina, verba, ajektiva,dan adverbia. Dari ketiga jenis kata mengikutipreposisi nanti akan tampak persentase nomina lebih banyak jika di bamdingkan dengan verba, ajektiva, dan adverbia.
Contoh preposisi tunggal berupa kata dasar:
1.      Akan                     cabang minyak  akan habis
2.      Dari                       buah merah dari papua
3.      Buat                      hanya cukup buat makan
Contoh preposisi tunggal berupa kata berafiks:
1.      Bagaikan bernyanyi  bagaikan artis propesisonal
2.      Mengenai  makalah mengenai korupsi
3.      Seluruh  menjelajahi seluruh pelososk negri
Contoh preposisi majemuk berdampingan (yang bercetak tebal)
1.      Kehidupan di desa tertentu  berbeda dengan kehidupan di kota
2.      Bertolak dari prinsip jujur dan ulet, ia memulai usahanyan
3.      Masalah kriminal harus di tangani sesuai dengan prosedur
Contoh preposisi majemuk berkorelasi (yang bercetak tebal)
1.      Antara  pelatih dan pemaian harus terjalin kerjasama
2.      Dari  berat sempi ke timur berjajar pulau-pulau
3.      Kedatangannya belum bertegur sapa sejak pertikaian itu hingga hari ini.
a)      Kata Sambung (konjungsi)
             Kata sambung atau konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau kalimat. Mengingat peranannya sebagai kata penghubung , kata sambung di sebut juga dengan istilah konjungtor. Di antara konjungtor yang ada , di bawah  ini di pilihkan contoh konjungtor yang banyak di pakai dalam kalimat.
Contoh:                              
1.      ...antara hidup dan mati
2.      Anda pasti berhasil kalau rajin belajar
3.      ...oleh presiden atau wakil presiden RI
4.      Pengetahuannya terbatas karena kurang membaca
5.      ...bukan Ambri, melainkan ambrin
6.      Rapat sudah di mulai ketika kami tiba
7.      ...terhalang demonstran sehingga pertemuan tertunda
8.      Bersiaplah biasa agar mereka tidak curiga
        Selain menghubungkan dua kata, konjungtor juga di pakai untuk menautkan dua kalimat dalam sebuah alinea dengan cara memakai konjungtor pada awal kalimat yang kedua; bahkan dapat juga pada awal kalimat ketiga . konjungtor itu di namakan konjungtor antar kalimat.
Contoh:
1.      Pak susilo menghidap radang hati. Selain itu, dia juga terkena penakit diabetes
2.      Situasi memang sudah membaik . Akan tetapi, kita harus selalu siaga
3.      Isri saya berbelanja ke sarina. Setelah itu ,dia kesalon,kemudian , dia akan mengikuti arisan .
4.      Ibu tidak sependapat dengan kamu. Meskipun begitu ,ibu tidak memaksa kamu mengikuti saran ibu
Dari contoh di atas tampak konjungtor antara kalimat tidak selalu dua kata.Satu kata juga bisa berperan menyambung kalimat. Inilah contoh lain konjungtor antar kalimat , baik yang berupa salah satu kata maupun lebuh dari satu kata.
Contoh:
asal(kan)                                                    oleh karena itu
bertalian dengan itu                                  oleh sebab itu
bahwa                                                        sambil
dengan demkian                                        sebab
jika                                                             sedangkan
dengan                                                       sehingga
kecuali itu                                                 selanjutnya
kemudian                                                  serta
ketika                                                         setelah itu
melainkan                                                  tetapi
namun                                                        walau damikian

b)      Kata Seru (interjeksi)
            Kata seru atau interjeksi adalah tugas yang di pakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat perintah(impertatif)
Contoh:
1.      Ayo,maju terus ,pantang mundur!
2.      Aduh ,gigiku sakit sekali!
3.      Ih ,bau sekali kamar mandi itu!
4.      Sial ,memancing seharian cuma dapat sedikit!
5.      Astaga ,dia bukannya kerja , malah pergi!
6.      Wah,lagi dapat utang besar rupanya!

a)      Kata Sandang (artikula)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Ada tiga macam kata sandang yaitu:
a.         Yang bermakna tunggal
Contoh: Sang guru, sang suami
b.             Yang bermakna jamak
Contoh: Para petani, para ilmuwan
b.      Yang bermakna netral
Contoh: si dia, si cantik/ ganteng

b)     Partikel penegas
Sebenarnya makna partikel adalah unsur-unsur kecil dari suatu benda.
Analog dengan makna tersebut,unsure kecil dalam bahasa,kecuali yg jelas satuan bentuknya,di sebut partikel.Berkaitan dengan kata tugas,partikel yang d bicarakan di sini adalah partikel yang berfungsi  membentuk kalimat Tanya (interogatif),yaitu - kah dan –tah di tambah dengan –lah yang di pakai dalam kalimat perintah (imperatif) dan kalimat pernyataan (deklaratif), serta pun yang hanya di pakai dalam kalimat pernyataan.
Contoh:
-kah
(1) Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
(2) Bagaimanakah rasanya naik pesawat ruang angkasa?
(3) Ke manakah akan kucari pengganti dirimu?
-Lah
(4) Apalah dayaku tanpa bantuan mu.
(5)Kalau engkau mau,ambillah apel itu satu!
(6) Pergilah segera,sebelum jalan macet!
-Tah
(7) Siapatah gerangan jodohku nanti?
(8) Apatah artinya hidupku tanpa engkau?
-Pun
(9) Apa pun yang terjadi.saya harus pergi.
(10) Karena dosen berhalangan,kuliah pun dibatalkan.
(11) Hendak makan pun lauknya tidak ada.
A.    Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang tidak mempunyai unsur subjek predikat. Konstruksinya yang berupa kelompok kata menunjukkan frasa lebih tinggi dari kata. Proses pembentukan frasa sama dengan pembentukan kata majemuk, tetapi jumlah kata pembentuk frasa bisa jauh lebih banyak dari kata majemuk.
Kelompok kata langit batik biru baju dan yang berbahaya sangat penyakit bukanlah frasa karena rangkaian kata itu tidak mempunyai kesatuan makna. Jika rangkaian kata itu diubah susunannya sehingga mempunyai makna yang jelas, misalnya baju batik biru langit dan penyakit yang sangat berbahaya barulah kelompok kata itu dinamakan frasa. Sama halnya dengan kata, frasa juga akan berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan di dalam kalimat.
Ada tiga kriteria yang harus dimiliki oleh frasa:
1)      Konstruksinya tidak mempunyai predikat (nonpredikatif)
2)      Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom
3)      Susunan katanya berpola tetap
Frasa tidak boleh berstruktur subjek predikat karena kelompok kata yang mempunyai subjek predikat dapat membentuk klausa, bahkan kalimat. Predikat adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan perbuatan/tindakan. 


Ditinjau dari proses pemaknaannya terdapat perbedaan antara frasa dan idiom. Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru, tetapi cakupan maknanya sudah bergeser jauh dari makna leksikal kata asal. Frasa juga berupa gabungan dua kata atau lebih, namun cakupan makna yang dihasilkan oleh frasa masih disekitar makna leksikal kata pembentuknya.
Contoh frasa:



Jumpa pers = berjumpa dengan pers (wartawan)
Haus kekuasaan = haus akan kekuasaan
Terjun payung = terjun dengan (memakai) payung
(A + B = AB)
 
Contoh idiom:


Gulung tikar                 = bangkrut
Panjang tangan            = pencuri
Makan hati                    = menderita bathin
                                 (A + B = C)


[1] Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. 2009. Hlm. 77
[2] Http://Afirmanto. Blogspot.com/Bentuk dan makna. 2010.

2 komentar:

  1. Harrah's Casino and Hotel - Mapyro
    Harrah's Casino and Hotel, Reno 충청북도 출장마사지 · 김해 출장안마 Las Vegas, NV. 의정부 출장안마 Directions · From Harrahs 세종특별자치 출장안마 Blvd and Las Vegas Blvd. · From McCarran International Airport. · 천안 출장샵 From McCarran International Airport.

    BalasHapus