1.
Fonem
Fonem adalah
suatu bunyi terkecil yang dapat membedakan makna. Yang membedakan arti kata jahat dan jahit adalah bunyi /a/ yang
dilambangkan dengan huruf a dan bunyi
/i/ yang dilambangkan denagan huruf i.
Bunyi a disebut fonem /a/ dan fonem
/i/. Fonem /a/ dan /i/ merupakan contoh satuan bunyi terkecil karena tidak
dapat dibagi lagi menjadi satuan bunyi yang lebih kecil yang dapat membedakan
makna.
Fonem
dan huruf merupakan dua hal yang berbeda. Fonem adalah bunyi dari huruf (untuk
didengar), sedangkan huruf adalah lambang dari fonem (untuk dilihat). Huruf
abjad bahasa indonesia ada 26 fonem (bunyi huruf). Akan tetapi, jumlah fonem
bahasa indonesia ternyata lebih banyak dari huruf karena beberapa huruf
mempunyai lebih dari satu fonem. Fonem huruf e ada tiga, fonem huruf o dan
k masing- masing ada dua. [1]
Adapun variasi fonem dari ketiga huruf
tersebut yaitu:
·
Variasi fonem
huruf e
(i)
Makanan favoritku adalah sate
(ii) Ani suka bumbu
rujak yang pedas
(iii) Makan nasi panas
dicampur sambal, enak rasanya
·
Variasi fonem
huruf o
(i)
Selain bersekolah, ia juga aktif dalam organisasi sosial
(ii)
Pedagang burung beo itu sedang makan soto
·
Variasi fonem
huruf k
(i)
Dahulu pak Hadi perokok berat
(ii)
Beliau dapat
menghabiskan tiga pak rokok dalam
sehari
Ukuran untuk menentukan satu bunyi
merupakan fonem atau bukan adalah dapat atau tidak bunyi itu membedakan makna.
Misalnya:
§ Apel
= Nama buah
§ Apel
= Wajib mengikuti upacara, melapor
§ Seret
= Tersendat- sendat, tidak lancar
§ Seret
= menarik suatu benda menyusur tanah/ lantai
Dari sini terbukti bahwa yang membedakan
dua kata dari segi maknanya bukanlah huruf, melainkan bunyi dari huruf (fonem).
Misalnya:
/c/cari-
/j/ari- /l/ari- /m/ari- /t/ari
Se/k/am-
se/l/am- se/n/am- se/r/am
Hal ini yang menyebabkan jumlah fonem
lebih banyak dari huruf ada gabungan dua
huruf menghasilkan satu fonem. Fonem yang dimaksud dan huruf pembentukannya
adalah:
1.
Fonem /kh/
merupakan gabungan huruf k dan huruf
h
2.
Fonem /ng/
merupakan gabungan huruf n dan huruf
g
3.
Fonem /ny/
merupakan gabungan huruf n dan huruf
y
4.
Fonem /sy/
merupakan gabungan huruf s dan huruf
y
Sama halnya dengan fonem yang lain,
keempat fonem ini merupakan bunyi terkecil serta dapat membedakan makna. Contoh
kehadiran fonem /kh/, /ng/, /ng/, /ny/, dan /sy/ sebgai bunyi terkecil dan
pembeda makna tampak dalam kata- kata seperti di bahaw ini:
§ /s/amar-
/kh/amar
§ /k/eras-
keran/ng/
§ Ke/s/al-
ke/ny/al
§ /k/arat-
/sy/arat
2.
Morfem
Morfem adalah
satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai makna. Morfem
dapat berupa imbuhan (misalnya –an, me-, me-kan), klitika/partikel (misalnya -lah,
-kah), dan kata dasar (misalnya bawa, makan).
Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat dilakukan dengan menggabungkan morfem dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan menghasilkan makna baru, unsur yang digabungkan dengan dasar itu adalah morfem.
Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat dilakukan dengan menggabungkan morfem dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan menghasilkan makna baru, unsur yang digabungkan dengan dasar itu adalah morfem.
Contoh:
Makan + -an = makanan
Me- + makan = memakan
Jika ditinjau dari segi bentuknya,
semua kata dasar tergolong sebagai morfem karena wujud bentuknya memang hanya
satu morfem. Kata dasar bawa, rumah,
main, tidak dapat diurai lagi menjadi bentuk yang lebih kecil. Sebaliknya,
kata terbawa, dirumahkan, dipermainkan,
adalah kata- kata kompleks yang dapat diurai lagi karena morfemnya lebih dari
satu.
Yang disebut partikel adalah
unsur-unsur kecil dalam bahasa. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(1998:342), partikel -kah, -lah, -tah diakui sebagai Klitika. Klitika tidak
sama dengan imbuhan.[2]
Menurut bentuk dan makananya, morfem ada dua macam
yaitu:
1. Morfem
Bebas, yaitu morfem yang dapat terdiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan
dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.
2. Morfem
terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri dari satu makna. Maknanya baru
jelas setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran, kombinasi awalan, dan akhiran, partikel –ku, -lah, -kah dan
bentuk- bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri termasuk morfem terikat.
3.
Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil
(dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata- kata yang
dibentuk dengan menggabungkan huruf atau menggabungkan morfem, akan kita akui
sebagai kata bila bentukan itu mempunyai makna. Misalnya kata sepeda, ambil,
dingin, kuliah. Keempat kata yang diamabil secara acak itu kita akui sebagai
kata karena setiap kata mempunyai makna. Kita akan meragukan, bahkan
memastiakan bahwa adepes, libma, ningid, hailuk, bukan kata bahasa indonesia
karena tidak mempunyai makna.
a.
Bentuk Kata
Dari segi bentuknya kata dapat dibedakan atas dua
macam yaitu:
1.
Kata yang bermorfem tunggal
Kata yang
bermorfem tunggal ini disebut juga kata dasar atau kata yang tidak berimbuhan.
Kata dasar pada umumnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi kata turunan atau
kata imbuhan.perubahan kata dasar menjadi kata turunan selain mengubah bentuk,
juga mengubah makna. Selanjutnya, perubahan makna mengakibatkan perubahan jenis
atau kelas kata.
2.
Kata yang bermorfem banyak
Yaitu kata yang sudah mendapat
imbuhan.
a.
Jenis Kata
Secara tradisional pembagian kelas/jenis kata di dalam
bahasa-bahasa yang besar di dunia termasuk bahasa indonesia umumnya terdiri atas
sepuluh, yaitu:
1.
Kata benda (nomina)
2.
Kata Kerja (verba)
3.
Kata Sifat (ajektiva)
4.
Kata ganti (pronomina)
5.
Kata Keterangan (adverbia)
6.
Kata Bilangan (numeralia)
7.
Kata Sambung (konjungsi)
8.
Kata Sandang (artikula)
9.
Kata Seru (interjeksi)
10.
Kata Depan (preposisi)
Pembagaian kata atas sepuluh jenis yang dilakukan oleh
para ahli bahasa tentulah didasari pertimbangan yang matang dan didukung oleh
alasan yang kuat.
Dalam bahasa indonesia, nama jenis kata- kata itu pun
sudah dikenal luas. Harus diakui bahwa pembagian jenis kata yang dipopulerkan
oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan diikuti oleh sejumlah penulis tata bahasa
indonesia, cukup berpengaruh dan cukup lama mendominasi bidang morfologi bahasa
indonesia.
Indonesia
yang paling mutakhir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat
di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia (TBBI edisi perdana 1988).
Didalam buku
itu, Hasan alwi dkk. mengelompokkan kata ke dalam lima jenis, yaitu:
1.
Verba (kata kerja)
2.
Ajektiva (kata sifat)
3.
Adverbia (kata keterangan)
4.
Rumpun kata benda, yang
beranggotakan:
(i)
Nomina (kata benda/kata nama)
(ii)
Pronomina (kata ganti)
(iii)
Numerialia (kata bilangan)
5.
Rumpun kata tugas, yang
beranggotakan:
(i)
Preposisi (kata depan)
(ii)
Konjungtor (kata sambung)
(iii)
Interjeksi (kata seru)
(iv)
Artikel (kata sandang)
(v)
Partikel penegas
1) Kata Kerja
Kata kerja atau verba
adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan
yang bukan merupakan sifat atau kualitas. Kata kerja pada umumnya berfungsi
sebagai predikat dalam kalimat. Berdasarkan
defenisi itu verba dapat dipilih menjadi dua kelompok yaitu:
1.
Verba yang menyatakan perbuatan atau
tindakan. Verba ini merupakan jawaban atas pertanyaan “ Apa yang dilakukan oleh
subjek?”
Contoh:
Mandi Membelikan
Membaca Memukuli
Mencuri Memberhentikan
2.
Verba yang menyatakan proses atau
keadaan yang bukan sifat. Verba ini merupakan jawanban atas pertanyaan “Apa
yang terjadi pada subjek?”
Contoh:
Jatuh kebanjiran
Mengering terbakar
Mengecil terdampar
Seluruh
verba dalam contoh ini dapat menjadi predikat sebuah kalimat, yaitu hal yang
menyatakan perbuatan atau keadaan subjek.
Selain cara di atas, verba dapat dikenali dengan
memakai cara berikut ini:
·
Pada umumnya verba tidak dapat
bergabung dengan kata- kata yang menyatakan kesangatan: agak, paling, sangat. Tidak ada bentuk seperti *agak mandi,*paling
membaca.
·
Sebagian besar verba dapat
didampingi oleh pewatas yang mengandung aspek waktu, yaitu kata akan, sedang dan telah; misalnya akan
mendekat, sedang memukuli, telah
jatuh.
·
Dapat membentuk kombinasi KK + dengan + KB (kata benda) /KS (kata sifat)
Tuli s +
dengan pena (KB) menulis +
dengan cepat (KS)
Pergi +
dengan adik (KB melihat +
dengan jelas (KS)
Dalam proses itu terbukti kombinasi antara kata- kata
yang ditengarai sebagai kata kerja KK dengan KB dan KS dapat menghasilkan makna
yang jelas dan logis.
Dari tampilan seluruh contoh ini tampak bentuk kata
kerja ada dua macam:
1.
Kata kerja asal (bentuk dasar)
Yaitu kata
kerja yang dapat berdiri sendiri dalam kalimat tanpa bantuan afiks; misalnya tulis,pergi, bicara, lihat.
2.
Kata kerja turunan
Yaitu kata
kerja yang mempunyai afiksi; misalnya menulis,
berpergian, berbicara,melihat.
bentuk kata kerja atau verba turunan yang
lain,diantaranya:
a) Verba reduplikasi atau verba berulang dengan atau tanpa
pengimbuhan.
Misalnya: makan- makan, bentuk- bentuk, berlari- lari.
b) Verba majemuk, yaitu
verba yang berbentuk melalui proses penggabungan kata yang tidak membentuk
idiom.
Misalnya: terjun payung, tatap muka, mengambing-
hitamkan
c) Verba berpreposisi, yaitu
verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu.
Misalnya: tahu akan, berdiskusi tentang, cinta pada
1)
Kata Sifat
Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang berfungsi
sebagai atribut bagi nomina (orang, binatang, atau benda lainnya). Atribut berarti
tanda atau ciri. Untuk mengenali suatu benda dan untuk membedakannya dengan
benda lain, kita harus memeriksa ciri, sifat, keadaan, atau identitas benda-
benda itu, misalnya kecil, pudar, merah.
Kata- kata itulah antara lain yang merupakan contoh kata sifat. Dalam
pembentukan kalimat, kata sifat dapat berfungsi sebagai predikat, objek, dan
penjelasan subjek yang berupa nomina.
Berdasarkan perilaku semestinya anjektiva harus
dibedakan atas dua tipe pokok yaitu:
1. Ajektiva
bertaraf, yaitu ajektiva yang dapat menyatakan berbagai tingkat kualitas dan
berbagai tingkat perbandingan.
2. Ajektiva tak
bertaraf, yaitu ajektiva yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan
(TBBI, 2003: 172).
Dalam ajektiva tak bertaraf tidak
dapat digabung dengan semua adverbia yang di pakai oleh ajektiva bertaraf.
Ajektiva ini hanya dapat berkombinasi dengan kata ingakar tidak.
Untuk mengetes suatu ajektiva termasuk bertaraf atau
tidak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Dapat diberi keterangan pembanding
dengan bantuan adverbia seperti agak,
lebih, paling. Misalnya:agak besar,
lebih baik, paling pandai.
2.
Dapat diberi keterangan penguat,
juga dengan bantuan adverbia seperti amat,
sekali, terlalu. Misalnya: amat luas,
mahal sekali, terlalu sulit.
3.
Dapat diingkari dengan kata tidak. Misalnya: tidak benar, tidak puas.
Ajektiva bertaraf dapat dipilih menjadi tujuh macam
yaitu:
1. ajektiva keadaan/
sifat, misalnya aman, kacau, tenang, gawat
2. ajektiva
warna, misalnya ungu, hujau, biru, merah
3. ajektiva ukuran,
misalnya berat, ringan, tinggi, besar
4. ajektiva
jarak, misalnya jauh, dekat, rapat, renggang
5. ajektiva
perasaan/ sikap, misalnya malu, sedih, heran, sedang
6. ajektiva
waktu, misalnya cepat, lambat, singkat, sering
7. ajektiva
cerapan/ indera, misalnya harum, manis, terang, jelas
Dari segi bentuknya kata sifat dapat dibedakan atas
tiga macam yaitu:
a. kata sifat
berbentuk tunggal
kata sifat
berbentuk tunggal pastilah berupa kata dasar, dan karena itu juga pasti terdiri
atas satu morfem.
b. kata sifat
berimbuhan
kata sifat berimbuhan sebagian besar dibentuk dengan
bantuan sufiks yang diserap dari bahasa inggris dan bahasa arab yang menjadi
produktif dalam bahasa indonesia, yaitu sufiks –al, -i, -if, -ik, -is, -er, dan –wi. Selain akhiran tersebut, ada
dua kombinasi afiks yang turut membentuk kata sifat, yaitu konfiks ke- +an
dengan dasar ajektiva berbentuk tunggal dan ajektiva berbentuk ulang, dan se- +
-nya dengan dasar ajektiv bentuk ulang.
b. kata sifat
bentuk ulang
kata sifat bentuk ulang terdiri atas tiga tipe berikut
ini:
§ perulangan
murni: kecil- kecil, merah- merah, panjang- panjang
§ perulangan
sebagian: besar- besaran, kecil- kecilan, rumah- rumahan
§ perulangan
dengan salin bunyi: compang- camping, hiruk- pikuk, kocar- kacir
2) Kata Keterangan (adverbia)
Kata ketarangan atau adverbia adalah
kata yang menerangkan verba, ajaktiva, nomina, adverbia lain, frasa
preprosisional, dan juga seluruh kaliamat.
Contoh adverbia:
·
Rina sangat mencintai suaminya.
(adverbia sangat menerangkan verba mencintai)
·
Kakekku selalu sedih mendengar lagu itu.
(adverbia selalu menerangkan ajektiva sedih)
Dari segi bentuknya adverbia dapat dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu:
1.
Adverbia tunggal
Adverbia tunggal ini dapat dirinci lagi berupa kat
dasar, kata barakfiks, dan kata ulang.
2. Adverbia
gabungan
Berdasarkan prilaku semestinya adverbia dapat
mengungkapkan delapan jenis arti. Inilah nama kelompok adverbia:
1.
Adverbia kualitatif: kurang, lebih, paling, sangat
2.
Adverrbia kuantitatif: banyak, cukup, sedikit
3.
Adverbia limitatif: hanya, saja, sekedar
4.
Adverbia frekuentatif: jarang, kadang- kadang, sering
5.
Adverbia kewaktuan: baru,segera
6.
Adverbia kecaraan: diam- diam, pelan- pelan, secepatnya
7.
Adverbia kontrastif: bahkan, justru, malahan
8.
Adverbia keniscayaan: niscaya, pasti, tentu
1)
Rumpun
Kata Benda (Nomina)
Kata benda
atau Nomina
adalah kata yangmengacu kepada sesuatu benda baik konkret maupun
abstrak.kalau di cermati lebih lanjut,tidak lain dari nama benda yang di
acunya. Ambillah sebagai contoh benda yang kita lihat sehari- hari, misalnya benda konkret, buku,
kunci, kendaraan, pohon, nasi, rumah, dan benda abstrak yang kita rasakan.
Misalnya, agama, kehendak, peraturan, pikiran, nafsu, maka kita akan mengakui
semua itu akan mengakui semua itu adalah nama suatu benda atau
sesuatu hal. Oleh karena itu, kata benda disebut juga dengan istilah kata nama (Nomina).
Kata benda sangat perlu di kenali karna akan berfungsi sebagai subjek,objekataau pelengkap dalam kalimat.
Selain
ciri tersebut,masi ada 2 ciri umum nomina.
(1) Nomina
tidak boleh diingkarkan dengan kata tidak.kata pengingkar nomina adalah
bukan.bentuk ingkar kalimat paman saya
wartawan adalah paman saya bukan wartawan.tidak boleh*paman saya tidak
wartawan karena wartawan adalah nomina.
(2) Nomina/kata
benda (KB)dapat berkombinasi dengan ajektiva/kata sifat(KS),baik di antarai
oleh yang(sangat)maupun tidak .artinya,kontruksi KB +KS dan KB + yang (ingat)
+ KS akan menghasilkan makna yang jelas dan logis.kata
pohon.buku,orang,pengetahuan,pancar dan fikiran tergolong kata benda karena
dapat “masuk” kedalam dua kontruksi kombinasi itu.
KB
+ KS KB +
yang (sanga) + KS
Buku mahal buku
yang
(sangat) mahal
Pohon rindang pohon
yang
(sangat) rindang
Orangbaik
orang yang (sangat) baik
Selain
menguji dengan alat ukur tersebut,untuk mengenali kata benda
berimbuhan,tabel dibawah ini dapat di
jadikan pedoman.
Selain
kata benda yang memang nyata nyata merupakan nama dari suatu benda, ada dua
jenis lagi kata benda yang mengacu kepada benda, yaitu kata ganti (pronomina) dan kata bilangan (numeralia). Bukti bahwa
kedua jenis kata itu mengacu pada benda terlihat dari batasnya: pronomina
adalah kata yang di pakai untuk mengacu pada nomina lain (TBBI, 2003 : 249 ), numeralia
adalah kata yang di pakai untuk menghitung banyak nya maujud ( orang,
binatang, atau barang ), dan konsep (TBBI,
2003 : 249 ).
Berdasarkan uraian di atas sangat
tepat jika para pakar penyusun buku Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia menetapkan nomina, Pronomina dan numeralia
kedalam satu bab karena sesungguhnya arti ketiga jenis kata itu merujuk pada
benda. Karena itu sangatlah beralasan membentuk rumpun kata benda yang
beranggotakan :
(1) Kata
benda (nomina)
(2) Kata
ganti (pronomina)
(3) Kata
bilangan (numeralia)
Salah
satu alasan penyebab pronomina di masukan ke dalam rumpun kata benda adalah
batasan pronomina persona yang berbunyi : pronomina di pakai untuk mengacu
kepada orang.
Di
samping pronomina persona, ada pronomina penanya (apa, siapa, mana, kapan, dsb )yang di pakai untuk menanyakan benda
(orang atau barang ). Selain itu ada juga pronomina penyapa Bu, Pak, Dok, Prof, serta pronomina
penunjuk umum ini, itu, anu, yang
juga mengacu kepadabenda.
Hal
yang sama juga tampak jika kita memperhatikan eksistensi kata bilangan
(numeralia). Seperti yang di kutip di atas,batasan numeralia menyuratkan fungsi
numeralia untuk menghitung benda.perhatikan contoh numeralia ini. Contoh:
Tiga satu-satu
Tiga
bersaudara setengah
Berlima dua lusin
Puluhan dua setengah
Berjuta-juta
para (misalnya
dosen, mahasiswa)
1) Rumpun Kata Tugas
(Partikel)
Kata
tagas bukanlah nama satu jenis kata,melainkan kumpulan kata dan partikel.
Kumpulan ini lebih tepat di namakan rumpun kata tugas. Anggota rumpun kata
tugas ada lima, yaitu
(1)
Kata depan
(prepisisi)
(2)
Kata sambung
(konjugasi)
(3)
Kata seru (interjeksi)
(4)
Kata sandang
(artikula)
(5)
Partikel penegas
Berbeda dengan empat jenis kata utama
(kata kerja, kata sifat, kata benda, dan kata keterangan ), seluruh kata tugas
tidak memiliki arti lrksikal, yaitu arti kata secara lekas tanpa kaitan dengan
kata lain (misalnya makanan berarti memasukkan sesuatu kedalam mulut,di kunyah
lalu di telan ). Kata agar,dari, ke,
yang, si, tadak mempunyai arti leksikal seperti hal nya kata makan
tadi.arti kata tugas barulah jelas setelah dikaitkan dengan kata lain: misalnya
agar lulus ujian, dari kebun, ke kampus, yang sebelah kiri, si terhukum.
Selain tidak mempunyai arti
leksikal,sebagian kata tugas tidak dapat berubah dari dasar menjadi turunan.
Jika dari verba pulang dapat di
turukan bentuk berpulang, memulangkan,
kepulangan, dari kata depan di, kata sambung yang, dan kata seru wah, tidak
dapat di bentuk kata turunan. Hanya sebagian kecil saja kata tugas yang
mempunyai bentuk turunan seperti sebab,
sampai, oleh, aduh, yang dapat antara lain mebjadi di sebabkan, penyampaian, memperoleh mengaduh.
Kata
tugas dipakai untuk berbagai tujuan. Peranannya ada sudah tergambar pada
namanya : kata sambung di pakai untuk
menyambung bagaimana bagian kalimat, kata sambung di pakai untuk menyambung
kalimat,kata seru di pakai untuk membuat kalamat seru.
a)
Kata Depan
(preposisi)
Kata
depan atau preposisi adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda,
kata, kerja, kata sifat, atau kata keterangan. Letak preposisi selalu di depan
nomina, ajektifa, ferba, dan adferbia(karena itulah preposisi di sebut juga
kata depan). Penggabungan preposisi dengan salahsatu dari ke empat kata itu
selalu membentuk prasa preposisional. Ini terjadi, karena preposisi tidak
mempunyai makna leksikal. Agar tercupta makna baru, preposisi harus si gabung dengan
kata lain lalu terentuklah prasa preposisional yang berkotruksi preposisi +
salah satu dari nomina, ferba, akjektifa, atau adferbia. Inti prasa
preposisional tentulah preposisi.
Kita
ambil sebagai contoh frsa preposisional yang berkontruksi preposisi +
nomina minsalnya di makasar .kedua kata itu membentuk
kesatuan arti bertempat di kota makasar.disini sudah terlihatunsur penting yang
tidak boleh di ganti dalam frasa di makasar di makasar adalah preposisi di karena mempunyai peranan sebagai
preposisi petunjuk lokasi.adapun makasar sebagai nama
lokasi,seandainya di gantidengan nomina lain,minsalnya:bali ,suatu
restoran,rumah sakit, atau terminal bus ,tetapi dapat terbentuk prasa
preposisonal di Bali,di suatu restoran,di rumah sakit,dan terminal bus
.dengan di sebagai inti prasa.
Sama
halnya dengan contoh di atas adalah frasa preposisional yang berkontruksi preposisi
+ajektiva.salah satu contoh frasa minsalnya secara gambalang.untuk membebtuk
frasa preposisional yang baru,ajektiva gamblang dapat di ganti minsalnya
menjadi diam-diam ,terbuka,dan luas sehingga terbentuk frasa preposisional secara
diam-diam ,secara terbuka,dan secara luas, dengan preposisi
secara sebagai inti frasa.
Cara
yang sama dapat di lakukan terhadap farsa preposisional yang berkontraksi preposisi
+adverbia.salah satu contoh
frasa ini adalah dengan segera .untuk frasa preposisional yang baru,
adverbia segera bisa di ganti dengan minsalnya menjadi sangat, sesungguhnyan
,dan tiba-tiba sehingga terbentuklah frasa preposisional dengan
sangat, dengan sungguh-sungguhnya, dan dengan tiba-tiba. Di sini
preposisi dengan merupakan isi dari prasa.
Jika
dibandingkan kombinasi preposisi dengan tiga jenis kata lain , kombinasi
preposisi dengan verba jumlahnya lebih
sedikit. Cocntoh frasa preposisional yang berkontraksi preposisi+verba antara
lain akan mandi,akan pergi,bulat/ untuk hidup ,bulat/ untuk makan
,sampai rebah, sampai mati,waktu belajar, wakt tidur.
Jika ditinjau dari segi
bentuknya, preposisi ada dua macam: yaitu preposisi tunggal dan
preposisimajemuk. Preposisi tunggal dapat berupa kata dasar, minsalnya akan,
dari, dan dapat pula berpa kata turunan/kata berafiks, minsalnyabagaikan,
mengenai, seluruh.preposisi majemuk ada yang
berdampingan, minsalnya, berada dengan, bertolak dari, sampai dengan;dan
ada pula yamg berkontraksi dengan
Dalam
contoh berikut kembali terlihat preposisi selalu berada di depan nomina, verba,
ajektiva,dan adverbia. Dari ketiga jenis kata mengikutipreposisi nanti akan
tampak persentase nomina lebih banyak jika di bamdingkan dengan verba,
ajektiva, dan adverbia.
Contoh
preposisi tunggal berupa kata dasar:
1. Akan cabang
minyak akan habis
2. Dari buah merah dari papua
3. Buat hanya
cukup buat makan
Contoh
preposisi tunggal berupa kata berafiks:
1. Bagaikan bernyanyi bagaikan artis propesisonal
2. Mengenai makalah
mengenai korupsi
3. Seluruh menjelajahi seluruh pelososk negri
Contoh
preposisi majemuk berdampingan (yang bercetak tebal)
1. Kehidupan
di desa tertentu berbeda dengan
kehidupan di kota
2. Bertolak dari prinsip jujur
dan ulet, ia memulai usahanyan
3. Masalah
kriminal harus di tangani sesuai dengan prosedur
Contoh preposisi majemuk berkorelasi (yang
bercetak tebal)
1.
Antara
pelatih dan pemaian harus
terjalin kerjasama
2.
Dari berat sempi ke timur
berjajar pulau-pulau
3.
Kedatangannya
belum bertegur sapa sejak pertikaian itu hingga hari
ini.
a) Kata Sambung (konjungsi)
Kata sambung atau konjungsi adalah
kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau kalimat. Mengingat
peranannya sebagai kata penghubung , kata sambung di sebut juga dengan istilah konjungtor.
Di antara konjungtor yang ada , di bawah
ini di pilihkan contoh konjungtor yang banyak di pakai dalam kalimat.
Contoh:
1. ...antara
hidup dan mati
2. Anda pasti berhasil kalau rajin belajar
3. ...oleh
presiden atau wakil presiden RI
4. Pengetahuannya terbatas karena kurang membaca
5. ...bukan Ambri, melainkan ambrin
6. Rapat sudah di mulai ketika kami tiba
7. ...terhalang demonstran sehingga pertemuan
tertunda
8. Bersiaplah biasa agar mereka tidak curiga
Selain menghubungkan dua kata,
konjungtor juga di pakai untuk menautkan dua kalimat dalam sebuah alinea dengan
cara memakai konjungtor pada awal kalimat yang kedua; bahkan dapat juga pada
awal kalimat ketiga . konjungtor itu di namakan konjungtor antar kalimat.
Contoh:
1. Pak susilo menghidap radang hati. Selain itu, dia
juga terkena penakit diabetes
2. Situasi memang sudah membaik . Akan tetapi,
kita harus selalu siaga
3. Isri saya berbelanja ke sarina. Setelah itu
,dia kesalon,kemudian , dia akan mengikuti arisan .
4. Ibu tidak sependapat dengan kamu. Meskipun begitu
,ibu tidak memaksa kamu mengikuti saran ibu
Dari
contoh di atas tampak konjungtor antara kalimat tidak selalu dua kata.Satu kata
juga bisa berperan menyambung kalimat. Inilah contoh lain konjungtor antar
kalimat , baik yang berupa salah satu kata maupun lebuh dari satu kata.
Contoh:
asal(kan) oleh karena itu
bertalian dengan itu oleh sebab
itu
bahwa
sambil
dengan demkian sebab
jika sedangkan
dengan
sehingga
kecuali itu
selanjutnya
kemudian serta
ketika
setelah itu
melainkan
tetapi
namun
walau damikian
b) Kata Seru
(interjeksi)
Kata seru atau interjeksi adalah
tugas yang di pakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih,
heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat
perintah(impertatif)
Contoh:
1. Ayo,maju terus ,pantang
mundur!
2. Aduh ,gigiku sakit sekali!
3. Ih ,bau sekali kamar mandi
itu!
4. Sial ,memancing seharian cuma
dapat sedikit!
5. Astaga ,dia bukannya kerja ,
malah pergi!
6. Wah,lagi dapat utang besar
rupanya!
a)
Kata Sandang
(artikula)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah
orang atau benda. Ada tiga macam kata sandang yaitu:
a.
Yang bermakna tunggal
Contoh: Sang guru, sang suami
b.
Yang bermakna jamak
Contoh: Para petani, para ilmuwan
b.
Yang bermakna netral
Contoh: si dia, si cantik/ ganteng
b)
Partikel
penegas
Sebenarnya makna partikel adalah unsur-unsur kecil
dari suatu benda.
Analog
dengan makna tersebut,unsure kecil dalam bahasa,kecuali yg jelas satuan
bentuknya,di sebut partikel.Berkaitan dengan kata tugas,partikel yang d
bicarakan di sini adalah partikel yang berfungsi membentuk kalimat Tanya (interogatif),yaitu -
kah dan –tah di tambah dengan –lah yang
di pakai dalam kalimat perintah (imperatif) dan kalimat pernyataan
(deklaratif), serta pun yang hanya di
pakai dalam kalimat pernyataan.
Contoh:
(1) Apakah Bapak Ahmadi sudah
datang?
(2) Bagaimanakah rasanya naik pesawat
ruang angkasa?
(3) Ke manakah akan kucari pengganti
dirimu?
-Lah
(4) Apalah dayaku tanpa bantuan
mu.
(5)Kalau engkau mau,ambillah apel
itu satu!
(6) Pergilah segera,sebelum jalan
macet!
-Tah
(7) Siapatah gerangan jodohku
nanti?
(8)
Apatah
artinya hidupku tanpa engkau?
-Pun
(9)
Apa pun yang terjadi.saya harus
pergi.
(10)
Karena dosen berhalangan,kuliah pun dibatalkan.
(11)
Hendak makan pun lauknya tidak ada.
A.
Frasa
Frasa adalah
kelompok kata yang tidak mempunyai unsur subjek predikat. Konstruksinya yang
berupa kelompok kata menunjukkan frasa lebih tinggi dari kata. Proses
pembentukan frasa sama dengan pembentukan kata majemuk, tetapi jumlah kata
pembentuk frasa bisa jauh lebih banyak dari kata majemuk.
Kelompok kata langit
batik biru baju dan yang berbahaya sangat penyakit bukanlah frasa
karena rangkaian kata itu tidak mempunyai kesatuan makna. Jika rangkaian kata
itu diubah susunannya sehingga mempunyai makna yang jelas, misalnya baju
batik biru langit dan penyakit yang sangat berbahaya barulah
kelompok kata itu dinamakan frasa. Sama halnya dengan kata, frasa juga akan
berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan di dalam kalimat.
Ada tiga
kriteria yang harus dimiliki oleh frasa:
1)
Konstruksinya
tidak mempunyai predikat (nonpredikatif)
2)
Proses
pemaknaannya berbeda dengan idiom
3)
Susunan
katanya berpola tetap
Frasa tidak
boleh berstruktur subjek predikat karena kelompok kata yang mempunyai subjek
predikat dapat membentuk klausa, bahkan kalimat. Predikat adalah kata atau
kelompok kata yang menyatakan perbuatan/tindakan.
Ditinjau dari
proses pemaknaannya terdapat perbedaan antara frasa dan idiom. Idiom adalah
gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru, tetapi cakupan maknanya
sudah bergeser jauh dari makna leksikal kata asal. Frasa juga berupa gabungan
dua kata atau lebih, namun cakupan makna yang dihasilkan oleh frasa masih
disekitar makna leksikal kata pembentuknya.
Contoh frasa:
Jumpa pers =
berjumpa dengan pers (wartawan)
Haus
kekuasaan = haus akan kekuasaan
Terjun payung
= terjun dengan (memakai) payung
(A
+ B = AB)
|
Contoh idiom:
Gulung
tikar = bangkrut
Panjang
tangan = pencuri
Makan
hati = menderita
bathin
(A + B = C)
|
[1] Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Diksi Insan Mulia. 2009. Hlm. 77
Nice blog :)
BalasHapusHarrah's Casino and Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino and Hotel, Reno 충청북도 출장마사지 · 김해 출장안마 Las Vegas, NV. 의정부 출장안마 Directions · From Harrahs 세종특별자치 출장안마 Blvd and Las Vegas Blvd. · From McCarran International Airport. · 천안 출장샵 From McCarran International Airport.